Text
Sengsara Membawa Nikmat
Midun tak habis pikir. Bagaimana mungkin Kacak_penghulu yang kaya raya, bangsawan tinggi kemenakan raja di kampungnya_ menaruh iri padanya yang hanya seorang rakyat biasa? Midun merasa tidak melakukan perbuatan yang salah, menyinggung atau menyakiti orang lain. Ia tidak menyadari, justru kehalusan budi pekerti dan kerendahan hati menyebabkan ia begitu disayangi dan dibela oleh orang-orang sekampung sehingga menerbitkan rasa cemburu dan benci Kacak.
Tak habis-habisnya Kacak mencari akal untuk menjebak, menyiksa, bahkan menghabisi nyawa orang yang tak disenanginya. Niatnya tak pernah sampai karena penjagaan ayah dan guru silat Midun. Tetapi akhirnya upaya Kacak berhasil pula: Midun dihukum penjara karena kesalahan yang sengaja ditimpakan kepadanya.
Menjadi orang hukuman benar-benar suatu hal yang tak pernah dibayangkan Midun. Walaupun demikian, ia mencoba menjalani dengan tabah dan berani. Hari-hari dalam penjara benar-benar berat, bahkan masa depan yang tidak pernah jelas. Apa yang akan dilakukannya untuk memperbaiki ansib? Midun memilih untuk tidak menyerah.
Bagaimana selanjutnya perjuangan Midun untuk bertahan hidup? Dapatkah ia mengubah nasibnya yang kurang beruntung? Dan bagaimana akhir permusuhannya dengan Kacak?
Tidak tersedia versi lain