Text
Robohnya Surau Kami
Dalam cerpen " Robohnya Surau Kami" berdialoglah Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah.
"Kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain yang mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tap kau malas. Kau lebih suka beribadat saja karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja hingga kerjamu lain tidak hanya memuji-muji dan menyembahku saja. Tidak...."
Kutipan cerpen di atas ditulis oleh A. A. NAvis, sastrawan besar yang telah melahirkan karya-karya monumental dalam sejarah sastra Indonesia.Pemikiran yang kritis dapat dijadikan sebuah otokritik bagi setiap pemeluk agama di Indonesia dan mana pun juga. Silakan bercermin pada cerpen-cerpen yang ada dalam kumpulan ini. Lalu putuskan, apakah kita akan menarik hikmah dan manfaat atau bersikap "buruk rupa, cermin dibelah".
Tidak tersedia versi lain