Text
Negeri Untuk Cucumu
Dengan puisi manusia merayakan hidupnya. Bisa untuk menyatakan cinta, menahan rasa benci, maupun merayu masyarakat agar membangun negeri baru
Indonesia dikaruniai penyair-penyair handal, mulai dari Muhamad Yamin, Chairil Anwar, Rendra sampai Wiji Thukul yang dengan cara masing-masing ikut membangun negeri ini
Setelah Reformasi 1998, kebebasan berpuisi melejit luar biasa dengan ditandai banyaknya karya baru dan munculnya penyair-penyair yang langsung menghadapi persaingan ketat baik di tingkat nasional, regional maupun internasional.
Belajar dari perkembangan dan pengalman berkarya sejak petengahan 1970-an, C.A Eka Budianta menawarkan nilai-nilai keluarga serta arifan lokasi sebagai bekal untuk membawa indonesia ke belantara perpuisian dunia modern.
Selain berpuisi, ia juga menulis biografi. Di antaranya tentang teknopreneur Iskandar Alisjahbana, novelis Pramoedya Ananta Toer, ahli beron Roosseno, perancang jembatan Wiratwan Wangsadinata, bapak sosiolgi perdesaan Sajogya, wirausahawan kimia Adjie Susanto, olahragawan Tan Liep Tjiauw, pendekar lingkungan Otto soemarwoto, wirausahawan sosial Bambang Ismawan, dll.
Hikmah kehidupann sehari-hari dan perjuangan para tokoh yang ditulisnya memberikan inspirasi serta semangat yang konstruktif dalam puisi-puisis C.A Eka Budianta.
Tidak tersedia versi lain