Text
Bibir
--Seperti biasanya pasukan pengaman, mantan gali itu, lebih dahulu bertindak daripada berpikir. Kiranya semua itu seperti ditelah diramalkan oleh kelompk bibir
yang menguntit Pak Lurah. Tak satupun bibir ngeri melihat pasukan pengaman yang berbadan besar. Mungkin, semua itu telah diperhitungkan. Bahwa menghujat seorang kepala
sama halnya dengan tembok pengaman yang liar dan ganas dan sama sekali jauh dari peradaban dan budaya.-- Demikian potret kelabu itu dalam "Bibir". Lebih jauh penulis
merekam suasana demokrasi dalam "Calur" dengan --Sederhana saja yang ada dalam pikiran warga desa itu. Menerima uang, membandingkan jumlah yang diterima, kemudian
pada hari pemungutan suara dia harus datang dan mencoblos tanda gambar calon lurah yang memberinya uang lebih banyak. Hanya itu. Sederhana sekali.--
Tidak tersedia versi lain